Para Penerus KH Zubair Muntashor, Bangkalan
Awal Kiai Zubair Muntashor mengenal saya saat para alumni Pondok Nurul Cholil wilayah Surabaya mengadakan Maulid Nabi sekitar 2014. Ketua alumni tersebut bernama H Anas, yang ternyata masih kerabat dengan saya. Setelah acara, Kiai Zubair memerintahkan saya ke dhalem di wilayah Pondok Demangan, Bangkalan.
Jam 6 pagi saya sudah di areal pesantren, ternyata Kiai Zubair sudah menunggu. Saya pun langsung sungkem beliau. Mengawali pembicaraan dengan runtut beliau menyampaikan Silsilah keluarga saya. Saya pun cuma menunduk karena beliau hapal beberapa kerabat saya bersama dengan gurunya (salah satu foto ada di kolom komentar).
Kiprah KH Zubair Muntashor
- Pesantren
Beliau menjadi salah satu kiai di Bangkalan yang mendirikan pesantren di Kota Bangkalan, bernama Nurul Cholil. Nama pesantren ini sudah sering saya dengar sebagai delegasi pesantren saat saya menjadi juru ketik di LBM PWNU Jatim. Setelah semakin mengenal pesantren ini, subhanallah, Allah meramaikan para santri belajar di pondok ini. Ternyata Kiai Zubair telah membangun di tempat lain. Kini ada 6 Cabang Pondok Nurul Cholil khususnya di daerah yang sulit dijangkau dan bergejolak pendangkalan Aswaja.
- Benteng Aswaja di Madura
Sejak ada sosok kiai di daerah Modung (wilayahnya Kiai Nur Hasyim S Anam II , jadi fardhu ain bagi beliau) menyebarkan faham di luar Aswaja, dengan menuduh amalan bidah, melarang tawasul dan sebagainya, adalah Kiai Zubair yang paling kokoh menjadi benteng pertahanan Aswaja.
Di tingkat kalangan santri dan alumni beliau adakan kajian Aswaja, diantaranya pernah menghadirkan Ust Idrus Ramli. Karena di wilayah Madura yang terkena pengaruh adalah masyarakat awam maka strategi Kiai Zubair cukup ampuh dengan memerintahkan Ust Anwar untuk mendakwahkan Aswaja lewat lagu-lagu Madura, di antaranya tema "Berkat" yang dituduh bidah.
- Melahirkan Generasi Penerus
Di sinilah beratnya tugas seorang Kiai. Tidak hanya soal mendirikan pesantren, mengayomi umat, jauh lebih berat adalah menyiapkan generasi yang akan meneruskan perjuangan beliau. Alhamdulillah putra-putri Kiai Zubair telah dihantarkan menjadi kiai-kiai muda berilmu.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih bahwa Allah mencabut ilmu dengan mengambil para ulama, namun ketika para keturunannya menjadi orang alim akan menjadi penggantinya, seperti yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali:
ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ ﻭﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﺛﻠﻢ ﻓﻲ اﻹسلام ﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﻳﺴﺪﻫﺎ ﺇﻻ ﺧﻠﻒ ﻣﻨﻪ
Sayidina Ali berkata: "Jika ada orang Alim wafat maka ada lobang yang tidak bisa ditutup kecuali oleh keturunannya" (Ihya', 1/7)
Semoga putra-putri Kiai Zubair diberikan sehat wal afiyat, panjang umur, diberikan kekuatan untuk melanjutkan pesantren Nurul Cholil dengan seluruh unitnya, terkhusus tetap menjadi kekuatan penjaga Aswaja di Madura. Amin...
Kh. Ma'ruf Khozin
Posting Komentar